6 Januari 2025 1:50 pm

Ketika Anak Tertekan, Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Mereka?

Ketika Anak Tertekan, Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Mereka?
Akhir tahun 2024 kemaren, para orang tua dibuat syok, ketika ada berita tentang seorang remaja berusia 14 tahun yang tega membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus Jakarta. Bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tampaknya baik-baik saja bisa melakukan tindakan sekejam itu? Apakah ini hasil dari luka batin yang tak terlihat, atau pola pengasuhan yang tanpa sadar mengabaikan kesehatan mental anak?

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Mulai dari memilih sekolah unggulan, les tambahan, hingga memberikan aktivitas luar kelas yang mengasah bakat. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan: kesehatan mental anak. Anak-anak, bahkan di usia dini, bisa merasa stres, kewalahan, atau bahkan kesepian. Perasaan ini kerap tersembunyi karena mereka belum mampu mengekspresikannya dengan kata-kata. Hidup di era serba cepat seperti sekarang, perhatian pada kebahagiaan dan karakter anak menjadi lebih penting daripada sekadar mengejar prestasi akademik.

Meskipun motif pembunuhan yang dilakukan remaja di Lebak Bulus belum tervalidasi sebagai akibat tekanan emosional atau penyakit mental, kasus ini menjadi pengingat bahwa banyak anak di Indonesia mungkin menghadapi tekanan emosional yang terpendam. Sayangnya, tekanan ini sering kali tidak terdeteksi oleh orang tua hingga akhirnya meledak dalam bentuk yang tidak terduga.

Meskipun tidak selalu setragis tindakan kriminal, tekanan emosional pada anak dapat terlihat dalam berbagai bentuk, seperti pemberontakan, kecemasan berlebihan, atau bahkan kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial. Hal-hal ini sering kali menjadi tanda bahwa anak merasa kewalahan, tetapi tidak memiliki saluran yang tepat untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

Kondisi ini juga diperparah oleh gaya pengasuhan modern. Banyak orang tua, tanpa sadar, terlalu fokus pada hasil akademik atau kegiatan produktif, hingga lupa memberikan ruang bagi anak untuk menikmati masa kecilnya. Tekanan ini semakin meningkat dengan kehadiran media sosial yang sering kali menjadi sumber perbandingan: anak tetangga sudah pandai ini, anak teman sudah ikut itu. Akibatnya, muncul kekhawatiran dalam benak orang tua, ‘Apakah aku sudah cukup mendidik anakku?’

Namun, bagaimana jika kita mendekati pengasuhan dengan cara yang lebih sederhana? Alih-alih hanya mengejar apa yang bisa dilakukan anak saat ini, mari fokus pada bagaimana membangun pondasi karakter mereka untuk masa depan. Karakter yang kokoh, disertai dengan kesehatan mental yang baik, adalah bekal terbaik bagi anak untuk menghadapi kehidupan mereka kelak.

Kesehatan mental anak adalah kunci. Membentuk karakter anak sejak dini dapat dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti:
  1. Memberikan waktu berkualitas bersama: Setiap hari, sediakan waktu tanpa gangguan gadget untuk mendengarkan cerita anak. Saat mereka merasa didengar, mereka akan merasa berharga.
  2. Mengenalkan emosi sejak kecil: Ajarkan anak untuk mengenali dan menyebutkan perasaan mereka. Buku cerita interaktif bisa membantu anak memahami emosi dengan cara yang menyenangkan.
  3. Mengajarkan empati melalui cerita: Bacakan kisah-kisah yang mengandung nilai moral, seperti keberanian, kerja sama, atau kejujuran. Cerita ini tidak hanya membangun imajinasi, tetapi juga membantu mereka melihat dunia dari sudut pandang orang lain.
  4. Nutrisi untuk jiwa dan pikiran: Sama pentingnya dengan makanan sehat, berikan "asupan" berupa nilai-nilai karakter yang memperkuat mental anak. Cerita sebelum tidur, aktivitas kreatif, atau permainan keluarga adalah cara sederhana namun berdampak besar.
Kami punya rekomendasi buku-buku cerita terbaik untuk membangun karakter anak. Klik di sini untuk melihat koleksinya dan mulailah perjalanan membentuk anak yang tidak hanya cerdas, tapi juga bahagia.
Blog Post Lainnya
Social Media
Alamat
62815-7328-5507
62815-7328-5507
support@gmail.com
Margaasih, Bandung Jawa Barat
Metode Pengiriman
-
-
-
-
-
Pembayaran
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
@2025 goldenkids.id