Sebagai orang tua, kita sering kali dihadapkan pada tantangan untuk memotivasi anak-anak kita agar melakukan sesuatu yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seluruh kecerdasannya. Meskipun niat kita baik, terkadang cara kita berkomunikasi dengan anak-anak bisa menjadi faktor pembeda antara berhasil dan tidaknya pendekatan kita. Teknik sugesti yang tepat dapat menjadi kunci sukses dalam membimbing anak. Dibawah ini adalah 5 teknik sugesti yang dapat membantu Anda merayu anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi mereka:
1. Cerita dan Imajinasi: Menggunakan cerita dan imajinasi adalah salah satu cara paling efektif untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Cerita membantu anak-anak memvisualisasikan konsep dan ide dalam bentuk yang lebih nyata dan menyenangkan, sementara imajinasi membangkitkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk terlibat. Berikut contoh yang langsung bisa anda pakai dan terapkan
"Tahukah kamu, setiap kali kamu selesai membaca pengetahuan baru, ada pohon kebijaksanaan di dalam dirimu yang tumbuh semakin tinggi dan kuat?"
2. Positif Afirmasi: Positif afirmasi adalah kalimat atau pernyataan yang dinyatakan untuk menguatkan keyakinan dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Ketika digunakan pada anak-anak, afirmasi ini bisa membantu membangun rasa percaya diri, meningkatkan harga diri, dan memotivasi mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka. Afirmasi yang positif tidak hanya memberi tahu anak-anak apa yang mereka lakukan dengan benar, tetapi juga mengajari mereka untuk melihat diri mereka dalam cahaya yang positif dan konstruktif. Berikut contoh yang langsung bisa anda pakai dan terapkan
"Setiap kali kamu mencoba lagi, kamu semakin hebat dan kuat. Ayah/Mama percaya kamu bisa melakukannya dengan sangat baik!"
3. Model Perilaku: Model perilaku mengacu pada prinsip bahwa perilaku seseorang sering kali dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang ia lihat dan amati. Dalam konteks mendidik anak, orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya memainkan peran kunci sebagai model perilaku. Ketika anak melihat perilaku yang diinginkan diperagakan dengan konsistensi, mereka lebih cenderung menirunya. Ini adalah alasan mengapa menjadi teladan yang baik dalam tindakan dan perkataan sangat penting.
"Tadi Mama mencoba resep masakan baru loh, dan kamu tahu rasanya luar biasa sedap! Bagaimana kalau kamu mencoba aktivitas baru hari ini selain nonton?"
4. Visualisasi: Visualisasi adalah teknik yang mengajak seseorang untuk membayangkan atau memvisualisasikan gambaran tertentu dalam pikiran mereka. Teknik ini sering digunakan dalam latihan meditasi, olahraga, dan pelatihan kinerja untuk meningkatkan fokus, rileks, dan memotivasi. Untuk anak-anak, visualisasi bisa menjadi alat yang kuat untuk membantu mereka memahami konsep, mengatasi rasa takut, atau merasa termotivasi untuk mencapai tujuan. Contohnya sebagai berikut.
"Bayangkan jika kamu bisa melihat semua keahlian yang kamu miliki seperti membaca, menulis, menghafal Al quran, menghafal banyak do’a seperti bintang di langit. Setiap kali kamu belajar sesuatu yang baru dan menguasainya, bintang itu semakin bersinar terang!"
5. Pilihan Terbatas: Pilihan terbatas adalah teknik yang menawarkan sejumlah pilihan yang terbatas kepada seseorang, dalam hal ini adalah anak, sehingga mereka tetap memiliki rasa kontrol dan otonomi dalam keputusan mereka, namun dalam batasan yang telah ditentukan oleh orang tua atau gurunya. Dengan memberikan pilihan terbatas, kita memberikan anak kesempatan untuk membuat keputusan dan merasa memiliki kontrol atas situasinya, sementara pada saat yang sama kita memastikan bahwa pilihan yang mereka buat sesuai dengan apa yang diinginkan atau diperbolehkan oleh orang tua atau guru.
"Hari ini, mau mencoba makan sayur wortel atau sayur buncis? Pilih salah satu yang kamu rasa paling menantang!"
Menggunakan teknik sugesti ini memerlukan kesabaran dan ketekunan. Ingatlah bahwa anak-anak memiliki kepribadian dan minat yang unik, sehingga pendekatan yang efektif untuk satu anak mungkin memerlukan modifikasi untuk yang lain. Yang terpenting adalah mendekati setiap situasi dengan kasih sayang, empati, dan kesediaan untuk mendengarkan dan beradaptasi.